Minggu, 15 Agustus 2021

Trik Lejitkan Motivasi di Era Pandemi

 

Setelah merebak virus Corona pada tahun 2020, Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, mengambil langkah cepat dengan mengeluarkan kebijakan agar lembaga pendidikan di wilayah pandemi memberlakukan pembelajaran online. Mengakui besarnya tantangan pembelajaran online di era pandemi covid-19 ini, Nadiem menuangkan arahannya dalam surat edaran resmi Mendikbud nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang pembelajaran daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran covid-19, pada 17 Maret 2020.

Mengajar di kelas yang majemuk secara offline atau tatap muka pun membutuhkan perencanaan pembelajaran yang rinci, apalagi dengan sistem PJJ secara online. Setiap kelas memiliki siswa dengan kemampuan yang beragam. Ada siswa yang cepat tanggap, sedang, juga lambat dalam memahami materi pembelajaran. Hal ini membuat guru harus memiliki trik khusus dalam mengajar, mulai dari metode pembelajaran dalam setiap Kompetensi Dasarnya (KD), penggunaan media pembelajaran, hingga teknik penilaian yang diterapkan.

Hal inilah yang hingga saat ini masih terus diupayakan oleh seorang guru di MTsN 2 Bantul yang sabar dan telaten dalam memotivasi siswa dalam pembelajaran daring di era pandemi covid-19 ini. Sosok yang kerap disapa dengan sebutan Bu Lian ini, sejak lama menerapkan teknik penilaian yang nyata pengaruhnya. Teknik tersebut ia beri nama teknik pengayaan Tupo Nikah. Istilah Tupo Nikah merupakan sebuah akronim dari kata tutup (tu), poin (po), nilai (ni) keaktifan (ka), dan harian (h). Jadi Tupo Nikah adalah teknik pengayaan tutup poin nilai keaktifan harian, yang menerapkan sistem pantauan capaian poin siswa dalam proses pembelajaran harian, yang digunakan untuk menambah nilai harian.

Sesuai dengan standar penilaian, guru wajib memantau dan memberi nilai pengetahuan, keterampilan, dan pencapaian karakter siswa. Sebagai contoh dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, ia menerapkan penilaian pengetahuan yang diperoleh dari nilai harian (NH) setiap KD, lembar kerja atau tugas, dan poin keaktifan siswa. Poin keaktifan siswa ini dapat diperoleh dari catatan siswa, Pekerjaan Rumah (PR) atau tugas mandiri, Karya (diari, sastra, kliping, essai), kliping, literasi, quiz, dan sikap. Di samping itu, nilai pengetahuan juga diperoleh dari nilai Penilaian Tengah Semester (PTS) dan Penilaian Akhir Semester (PAS). Kemudian NH, PTS, dan PAS ini akan diakumulasi dengan rumus tertentu (sesuai kesepakatan madrasah persentasenya) sehingga diperoleh nilai pengetahuan untuk rapor.

Selain nilai pengetahuan, guru juga wajib memberi nilai keterampilan. Nilai keterampilan diperoleh dari nilai praktik, produk, proses, dan portofolio, Nilai praktik diperoleh dari nilai praktik membaca kreatif berbagai teks. Nilai produk diperoleh dari nilai hasil tulisan siswa (karya tulis) baik fiksi maupun nonfiksi. Nilai proses bisa dilihat dari lembar observasi yang berupa njumlah poin plus atau minus yang dihasilkan oleh siswa selama proses pembelajaran. Nilai portofolio dilhat dari proses hasil tulisan siswa dalam merevisi setiap teks yang dihasilkan dari draft awal hinga menjadi teks yang baik dan benar.

Adapun beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menerapkan teknik Tupo Nikah ini yang pertama adalah dengan membuat lembar pantauan Tupo Nikah yang transparan, sehingga semua siswa dapat memantau poin serta nilai pencapaian mereka. Lembar tersebut disusun per kelas, lalu setiap poin yang diperoleh siswa diisikan pada nama masing-masing secara jujur.

Misalnya, siswa A menulis kesimpulan materi pembelajaran di buku catatannya, maka siswa tersebut berhak mendapatkan poin 20.  Maka pada namanya dalam kolom yang tertulis materi/KD yang ia tulis diisi angka 20. Demikian seterusnya sehingga pada akhir kolom siswa bisa melihat langsung total poin yang telah ia hasilkan. Menurut sosok guru pegiat literasi ini, poin-poin tersebut tidak wajib. Akan tetapi, menurut pengalamannya, pada kenyataannya, siswa yang dianggap belum mencapai target nilai pun menjadi termotivasi untuk melengkapi setiap kolom poin dengan berbagai upayanya. Hal ini merupakan bonus capaian pembelajaran yang dilakukan guru. Sebab tak hanya siswa yang plus yang berhasil termotivasi, tetapi juga siswa yang minus.

Total poin keaktifan harian siswa yang diperoleh selama satu semester dibagi dua untuk membantu nilai pengetahuan dan keterampilan. Capaian poin yang berbeda dari setiap siswa akan membuat nilai harian yang dihasilkan pun berbeda. Siswa dengan nilai ulangannya sudah baik (di atas KKM) belum tentu memiliki poin keaktifan harian yang tinggi. Ada juga siswa yang nilai hariannya rendah, memiliki poin tinggi karena ketekunannya selama proses pembelajaran. Hal ini tentu saja menunjukkan capaian karakter siswa selama proses pembelajaran. Akan tampak mana siswa yang malas, rajin, kreatif, produktif, dan mana yang tidak.

Meskipun di era pandemi covid-19, kemudahan komunikasi online justru semakin membuat siswa bersemangat menambah poin. Mereka tinggal mengcapture teks yang mereka baca atau mereka ketik dan dikirim melalui whatsapp. Siswa yang bisa menambah poin menggunakan media aplikasi office dalam gawai untuk mengetik dan menyimpan hasil karya. Sejauh ini, hal tersebut memuaskan siswa. Siswa menjadi menyadari banyak manfaat positif dari gawai.

Keuntungan yang lainnya yang dapat diperoleh melalui penerapan teknik pengayaan Tupo Nikah ini adalah guru bisa menayangkan perkiraan nilai rapor siswa berdasarkan lembar pantauan pencapaian poin dan nilai siswa. Siswa pun dapat mengantisipasi langkah yang ingin ditempuh untuk menutup kekurangan nilai atau mendongkak nilai agar lebih maksimal. Guru juga sudah memiliki daftar nilai valid yang autentik untuk dipindahkan pada aplikasi penilaian rapor. Selain itu, dengan adanya kolom karya dan literasi pada lembar poin keaktifan siswa ternyata dapat membuat siswa termotivasi untuk lebih banyak membaca dan berkarya. Hal ini tentu dapat meningkatkan daya baca siswa terhadap isi teks bacaan, apapun teks yang ia baca.

Jadi, secara keseluruhan, teknik pengayaan Tupo Nikah ini tidak hanya dapat merangkum hasil pembelajaran, tetapi juga proses pembelajaran. Hasil pencapaiannya luas dan beragam, tergantung kemampuan siswa. Untuk dapat dengan konsisten menerapkan ini, guru harus selalu update data lembar pantauan poin keaktifan siswa setiap pertemuan. Guru juga harus memiliki kedisiplinan untuk segera menuntaskan koreksi Lembar kerja siswa, ulangan harian siswa, hingga memeriksa catatan dan karya siswa untuk bisa segera diinput di dalam lembar pantauan pencapaian poin keaktifan harian siswa.

Teknik pengayaan Tupo Nikah ini sudah diterapkan dan cukup berhasil untuk membuat siswa bersemangat dalam menutup kekurangan nilainya sehingga tidak bingung lagi saat penghitungan nilai rapor, sebab semua sudah ada patokannya. Tidak ada juga istilah ‘Ngaji’ (ngarang biji) sebagaimana yang sering viral di kalangan guru saat penilaian rapor tiba. Penilaian menjadi lebih memuaskan, sebab kegiatan pengayaan dapat tercover dengan baik.

(Tulisan ini karya: Yulian Istiqomah, karena tulisan ini ia meraih juara 3 lomba menulis esay best practise Ruang Siar Guru tahun 2020)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar